29 March 2009

Masjid agung juwana

Seperti biasa, kalo ngasar ke Masjid ini, sebenarnya udah lama mau publish foto ini tapi baru kesampean sekarang.
Foto dibawah adalah desain baru Masjid agung Juwana, sekarang sedang tahap pembangunannya. ga banyak info yang bisa aku berikan karena ga sempet tanya sama pengurus masjid.

[caption id="attachment_41" align="alignleft" width="225" caption="master plan masjid besar kecamatan juwana 2"]master plan masjid besar kecamatan juwana 2[/caption]

[caption id="attachment_40" align="alignleft" width="225" caption="master plan masjid besar kecamatan juwana 1"]master plan masjid besar kecamatan juwana 1[/caption]

08 March 2009

pengamen cilik itu bernama Ucil

seperti biasa pagi2 ginih ngopi di terminal bayangan deket alun2, banyak orang2 yg kutemui setiap ngopi dari pengamen, preman, polisi, pegawai telkom, sampe COpet... (serius..) tapi kuanggap itu adalah pekerjaan yang wajar saja, walopun nyopet itu melanggar hukum.


Pagi ini agak spesial, pas ngopi ada pengamen cilik, lusuh usianya kuperkirakan 6atau 7 tahun, datang2 masuk warung sambil naruh kentrung-nya (kentrung itu gitar kecil senarnya tiga, yg biasa dipake pengamen2 itu lho) langsung ngomong ke mbak-e yg jualan "ayam pinten mbak? ingkang sempol", kalo di indonesiakan kira2, "ayam berapa mbak (harganya)? yang paha!". yang membuatnya beda dengan pengamen lain, dia berbahasa jawa Halus ( krama inggil), hal yang sangat jarang aku temui. aku-pun tertarik untuk membuka obrolan, kutanya nama dia hanya menjawab Ucil. ini langsung kutranslate ke Bhs.Indonesia aja, asli aku bhs jawa biasa, dia krama inggil.

aku : "ntar ke timur ga?" ( posisi di juwana, ketimur berarti ke jurusan surabaya)
Ucil: " Gak mas, tadi udah 3 bis, (sambil nyebut nama2 bisnya, lupa apaaja tadi) udah dapet 30ribu"
aku : " Aslinya mana?"
Ucil: " Kudus mas.."
Aku : "duwitnya buat apa?"

Ucil menyela ngomong ke mbaknya dan menanyakan pertanyaan yang tadi belum dijawab mbak-nya "paha berapa mbak?", mbaknya bilang "3500". ucil langsung menghamburkan receh pecahan 100,200,500 ke meja makan, dihitungnya satu persatu sambil ngomong lagi "minumnya Es Milo ya mbak, jadi semua berapa mbak?" mbaknya bilang "paha 3500, nasi 1500, es milo 1500, jadi 6500", Ucilpun mulai sibuk menyiapkan 6500, ditumpuknya receh2nya per seribu sampi berjejer 6 tumpuk di cari2 disakunya lagi pecahan 500. setelah terkumpul 6500 dia menata uang ribuan kertas yang jadi ga rapi lagi gara2 mengeluarkan receh tadi.

Ucil : "duwit dikasih ibu sama sebagian ditabung beli kentrung"
Aku : " lha itu kentrung siapa?"
Ucil : "nyewa mas, sehari duaribu"

mbak2 yg sedang diluar menyela ke Ucil, "itu ribuannya tak tuker sama puluhan ribu biar ringkes" tapi berhubung makanan udah siap mbaknya mempersilahkan dia makan dulu.
obrolan berlanjutnya sama mbaknya yg mau nuker duwit.

mbaknya : "kamu nek diajak minum2 (miras) jangan mau...
Ucil : "minum itu rasanya gimana sih mbak?
Aku : " ngrokok ga kamu?"
Ucil : "engga mas.."

semakin aku salut sama anak ini, kerasnya kehidupan jalanan ga latah ikut teman2 seperjuangannya yang biasanya suka miras, ngrokok, ngelem walopun masih usia belia.

aku : "ga pingin sekolah?"
Ucil ga memnjawab pertanyaanku yang ini, ntah karena merasa tersinggung atau dia sibuk makan ayamnya, sendok di tangan kanan, ayam di tangan kiri, dan ngga cuci tangan..

karena udah cukup lama dan harus kembali ke pekerjaan maka aku pun meninggalkan warung.

sori temans, endingnya ngaco, ga jago bikin kata2 bijak untuk tulisan kali ini.